Jonah Berger, seorang pakar di
bidang viral marketing, mengatakan, “Technology is great but to use it
effectively, you have to understand the psychology”.
Kecanggihan teknologi, seperti
internet, memang memudahkan kita untuk mempromosikan sebuah produk, namun
sebelum menggunakannya, kita perlu memahami siapa dan bagaimana target market
yang kita sasar; apa yang mereka sukai, bagaimana kesehariannya, apa yang
mereka pikirkan tentang produk sejenis, dan sebagainya. Ini yang dinamakan
psikografi.
Memahami psikografi akan
memudahkan kita untuk melakukan terobosan atau kreativitas dalam
mempromosikannya. Contohnya, untuk toko pakaian online. Coba kita pahami
bagaimana psikografi target marketnya. Mereka yang mau membeli secara online,
umumnya adalah orang-orang yang senang kepraktisan, senang kalau dapat barang
lebih murah (dengan bentuk dan kualitas produk yang sama), dan percaya atau
sudah mengenal penjualnya.
Di sisi lain, banyak juga orang
yang belum tertarik membeli secara
online. Ada beberapa alasan, pertama, sudah menjadi kebiasaan kalau membeli
baju harus memegang barang dan mencobanya. Rasanya belum mantap kalau belum
melakukannya. Kedua, khawatir barang
tidak diantar atau lama. Ketiga, khawatir kalau barang tidak cocok atau berbeda
antara gambar dengan aslinya. Keempat, khawatir tidak dapat untuk menukarannya
kembali.
Dengan memahami apa yang ada di
pikiran konsuen, pemilik toko online membuat strategi bagaimana membangun kepercayaan
untuk konsumennya. Maka tak heran ketika ketika ada beberapa toko online
terkemuka yang memungkinkan calon pembelinya untuk melihat dengan detil pakaian
yang akan mereka beli. Begitu juga dengan kemudahan pengiriman, pembayaran,
sekaligu penukaran barang jika memang tidak sesuai dengan keinginan
pembeli.
No comments:
Post a Comment